Nilai Lebih Pohon Damar : Bukan Sekedar Tanaman Penghijauan

2 Dec

Nama pohon damar tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Pohon dengan ciri-ciri berbatang tinggi tegak dan daunnya hijau sepanjang tahun ini biasa kita temui sebagai tanaman penghijauan karena memiliki daun hijau yang rimbun ataupun tanaman hias karena selain rimbun, pohon-pohon tersebut sekilas terlihat indah jika terdapat dalam satu barisan. Pohon damar merupakan anggota genus Agathis yang terdapat di dalam famili Araucariaceae. Famili tersebut telah hidup sejak zaman purba dan saat ini hanya memiliki tiga spesies yang masih bertahan hidup yaitu Araucaria, Agathis, dan Wollemia. Beberapa spesies Agathis (termasuk spesies dari dua genus lainnya) merupakan tumbuhan khas belahan bumi selatan seperti Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Hawaii bagian selatan. Spesies Agathis yang lebih sering dikenal dengan damar-damaran ini telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk keperluan hasil hutannya yang berupa kayu dan getah. Kayu damar dapat digunakan untuk industri kertas dan furniture, sementara itu getahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelitur. Akan tetapi, selain fungsinya sebagai tanaman ”paru-paru kota” dan komoditas penting untuk hasil hutannya, pohon damar juga mulai menarik perhatian para ilmuwan dalam hal pengembangan obat anti Alzheimer.

Penyakit alzheimer sendiri merupakan gangguan saraf di otak yang diakibatkan oleh penyumbatan aliran darah yang menuju ke otak. Disadari atau tidak, penyakit alzheimer adalah penyakit yang cukup banyak menyerang manusia di berbagai belahan dunia. Gejala-gejala penyakit ini diantaranya adalah gangguan memori yang mempengaruhi keterampian dalam bekerja, kesulitan bericara dan berbahasa, kesulitan berpikir abstrak, dan perubahan kepribadian. Penyumbatan aliran darah tersebut disebabkan oleh akumulasi protein amiloid beta peptida yang dihasilkan dari pembelahan senyawa beta amiloid yang merupakan prekursornya. Pembelahan ini terjadi karena adanya aktivitas enzim beta sekretase. Oleh karena itu, penemuan inhibitor aktivitas enzim beta sekretase dapat menjadi suatu alternatif dalam hal pengembangan obat penyakit alzheimer.

Salah satu senyawa alam yang telah diuji aktivitasnya sebagai inhibitor enzim beta sekretase adalah kelompok biflavonoid. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sasaki dkk. (2010) di Jepang bersama peneliti dari Kimia Organik Bahan Alam ITB, diperoleh data bahwa senyawa biflavonoid yang bernama amentoflavon (dan turunannya) memiliki aktivitas yang menarik sebagai inhibitor aktivitas enzim beta sekretase. Senyawa biflavonoid sendiri diketahui merupakan kandungan utama dari beberapa tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Pohon damar (spesies Agathis alba) adalah salah satu tumbuhan biji terbuka yang cukup banyak terdapat di Indonesia. Khan dkk. (1972) dari India melaporkan bahwa senyawa amentoflavon diketahui merupakan salah satu kandungan dari spesies Agathis alba yang tumbuh di Taiwan. Akan tetapi, kadar amentoflavon pada pohon damar tersebut juga diketahui masih sedikit (merupakan komponen minor).

Walaupun demikian, sangat dimungkinkan bahwa senyawa amentoflavon (dan turunannya) pada pohon damar yang tumbuh di Indonesia akan ditemukan dalam jumlah banyak karena produksi metabolit sekunder tertentu oleh tumbuhan dipengaruhi oleh aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam biosintesisnya, dan faktor lokasi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim ini. Indonesia memiliki banyak pohon damar (spesies A. dammara dan A. alba) yang tersebar di berbagai daerah. Selain sebagai anti alzheimer, amentoflavon juga dimungkinkan memiliki aktivitas lain yang menarik, diantaranya adalah anti-HIV seperti yang telah diuji oleh para peneliti dari Taiwan dan Amerika. Pada pengujian tersebut, amentoflavon menunjukkan aktivitas yang moderat. Akan tetapi, penambahan gugus-gugus fungsi tertentu dapat meningkatkan keaktifan senyawa amentoflavon, dan hal tersebut sangat mungkin terjadi dalam proses biosintesis yang terjadi di alam sehingga dihasilkan suatu senyawa turunan amentoflavon yang aktif sebagai anti-HIV. Jadi, pada pohon damar yang tumbuh di Indonesia sangat berpotensi untuk ditemukan senyawa alam untuk pengembangan obat anti alzheimer dan anti-HIV. Oleh karena itu, penelitian mengenai kandungan senyawa biflavonoid dari pohon damar yang tumbuh di Indonesia perlu terus dikembangkan guna penemuan senyawa obat baru sehingga dengan demikian nilai guna pohon damar dapat lebih ditingkatkan. Tidak hanya sebagai ”paru-paru kota” serta untuk keperluan kayu dan getahnya.

Irpan Waliana

Mahasiswa S-2 Kimia, Lab Kimia Organik bahan Alam

FMIPA-ITB

One Response to “Nilai Lebih Pohon Damar : Bukan Sekedar Tanaman Penghijauan”

  1. nabila nur anifah February 27, 2012 at 9:37 am #

    artikel ini sangat bermanfaat sekali . saya bisa mengerjakan tugas dari guru saya ..
    trimakasih
    – nabila / smpn 4 malang jawa timur

Leave a comment